Selamat Datang

Minggu, 13 Desember 2015

Dasar Konversi Energi Listrik


Dalam post ini akan membahas beberapa jenis Energi yang dapat dikonversikan menjadi Energi Listrik.

1. Konversi Energi Panas menjadi Energi Listrik.

Termoelektrik

Prinsip kerja dari Termoelektrik adalah dengan berdasarkan Efek Seebeck yaitu “jika 2 buah logam yang berbeda disambungkan salah satu ujungnya, kemudian diberikan suhu yang berbeda pada sambungan, maka terjadi perbedaan tegangan pada ujung yang satu dengan ujung yang lain”. ( Muhaimin, 1993). Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian. Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas. Ketika sisi logam tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Belakangan diketahui, hal ini terjadi karena aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut kemudian dikenal dengan efek Seebeck. Penemuan Seebeck ini memberikan inspirasi pada Jean Charles Peltier untuk melihat kebalikan dari fenomena tersebut. Dia mengalirkan listrik pada dua buah logam yang direkatkan dalam sebuah rangkaian. Ketika arus listrik dialirkan, terjadi penyerapan panas pada sambungan kedua logam tersebut dan pelepasan panas pada sambungan yang lainnya. Pelepasan dan penyerapan panas ini saling berbalik begitu arah arus dibalik. Penemuan yang terjadi pada tahun 1934 ini kemudian dikenal dengan efek Peltier. Efek Seebeck dan Peltier inilah yang kemudian menjadi dasar pengembangan teknologi termoelektrik.Terdapat tiga sifat bahan Termoelektrik yang penting, yaitu :
1. Koefisien Seebeck.
2. Konduktifitas panas.
3. Resistivitas.

Termionik

Pembangkit listrik dengan termionik adalah mengubah energi panas menjadi energi listrik dengan menggunakan emisi termionik. Emisi termionik adalah terlepasnya electron dari permukaan logam yang lebih panas ke permukaan logam lainnya yang dipanasi bersama sama. Emosi Termionik juga dikenal sebagai “Emisi Thermal Elektron”. Proses ini sangat penting dalam pengoperasian berbagai perangkat elektronik dan dapat digunakan untuk pembangkit daya atau pendinginanElektron electron bebas dari emitter mempunyai energy yang seimbang dengan level ferminya. Elektron elektron ini dapat meninggalkan katoda, jumlah dari energy panas yang disuplai padanya akan sama dengan fungsi kerja katoda Ø c. Elektron-elekron yang diemisikan akan menuju ke arah kolektor (anoda), dengan kerugian energy yang kecil. Pada anoda, elektron. elektron yang diserap akan membangkitkan energi Ø a dalam bentuk panas, hal ini menaikkan level Fermi dari anoda, Karena Ø a < Ø c maka selisihnya (Ø c – Ø a) dapat ditranformasikan menjadi energy listrik. Bahan katoda hendaknya mempunyai kemampuan emisi yang cukup pada suhu kerja, mempunyai konduktifitas listrik maupun konduktifitas panas yang tinggi dan stabil terhadap pengaruh kimia. Bahan yang relative memenuhi syarat di atas antara lain: W,Mo, dan Ta yang permukaannya dilapisi Ce untuk menghindari penguapan dan mendapatkan emisi yang lebih baik pada suhu sekitar 2000° C. Bahan bahan lainnya adalah Barium Oksida, Uranium Karbida yang dicampur dengan Stontium dan Calsium Oksida.
Bahan bahan yang digunakan sebagai anoda harus memenuhi syarat:
kemampuan emisi ternyata rendah, restistivitas rendah, sifat kimia maupun mekanismenya baik. Bahan bahan yang digunakan untuk anoda antara lain: Cu, Ni, Ag yang dilapisi Ce. ( Muhaimin, 1993).


2. Konversi Energi Kimia menjadi Energi Listrik.

Baterai merupkan kombinasi dua atau lebih sel elektrokimia yang bisa menyimpan energi dan kemudian merubahnya menjadi energi listrik. Baterai merupakan alat yang merubah energi kimia menjadi energi listrik. Baterai terdiri dari satu atau lebih voltaic cell (tergantung besarnya voltase yang diinginkan contohnya baterai aki 6 Volt atau 12 Volt) . Masing-masing voltaic cell terdiri dari dua half cells yang dihubungkan secara seri oleh penghantar elektrolit. Satu half cells mempunyai elektroda positif (katoda) yang satunya elektroda negatif (atoda). Daya baterai di dapat dari reaksi reduksi dan oksidasi.
Reduksi terjadi pada di katoda dan oksidasi terjadi di katoda. Elektroda tersebut tidak bersentuhan dan arus listrik dihubungkan dengan elektrolit. Elektrolit dapat berupa cairan atau padat. Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar sel tidak boleh ada yang bocor/merembes). Di dalam satu sel terdapat susunan pelat pelat yaitu beberapa pelat untuk kutub positif (antar pelat dipisahkan oleh kayu, ebonit atau plastik, tergantung teknologi yang digunakan) dan beberapa pelat untuk kutub negatif. Bahan aktif dari plat positif terbuat dari oksida timah coklat (PbO2) sedangkan bahan aktif dari plat negatif ialah timah (Pb) berpori (seperti bunga karang).Pelat-pelat tersebut terendam oleh cairan elektrolit yaitu asam sulfat (H2SO4).


3. Konversi Energi Matahari menjadi Energi Listrik.

Energi matahari merupakan sumber energi yang sangat besar di dunia ini. Energi matahari berpotensi mampu menyediakan kebutuhan energi dunia dalam waktu yang lama jika dimnafaatkan semaksimal mungkin. Pemanfaatan energi matahari secara langsung dapat dilakukan untuk memanaskan atau mendinginkan. Salah satu pemanfaatan matahari adalah pembangkit listrik tenaga panas matahari. Mekanisme yang digunakan adalah kaca-kaca besar yang digunakan mengkonsentrasikan  cahaya matahari ke satu garis atau titik. Panas yang ditangkap, dimanfaatkan untuk menghasilkan uap panas. Tekanan uap panas yang tinggi digunakan untuk menjalankan turbin agar menghasilkan listrik. Selain dengan tekanan uap panas, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik dengan menggunakan photovoltaic. Prinsip photovoltaic melibatkan pembangkit listrik dari cahaya, penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron (partikel bermuatan negatif) yang membnetuk dasar listrik. Bahan semi konduktor yang paling umum digunakan adalah silikon. Sel photovoltaic mempunyai sedikitnya dua lapisan semi konduktor, lapisan pertama bermuatan positif dan lapisan kedua bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor, muatan listrik menyeberang sambungan di antara dua lapisan menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC.

4. Konversi Energi Mekanik Menjadi Energi Listrik.

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber energi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melakui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik yang lain. Dinamo adalah generator listrik pertama yang mampu mengantarkan tenaga untuk industri, dan masih merupakan generator terpenting yang digunakan pada abad ke-21. Dinamo menggunakan prinsip elektromagnetisme untuk mengubah putaran mekanik menjadi listrik arus bolak-balik. Dinamo pertama berdasarkan prinsip Faraday dibuat pada 1832 oleh Hippolyte Pixii, seorang pembuat peralatan dari Perancis. Alat ini menggunakan magnet permanen yang diputar oleh sebuah "crank". Magnet yang berputar diletakaan sedemikian rupa sehingga kutub utara dan selatannya melewati sebongkah besi yang dibungkus dengan kawat. Pixii menemukan bahwa magnet yang berputar memproduksi sebuah pulsa arus di kawat setiap kali sebuah kutub melewati kumparan. Lebih jauh lagi, kutub utara dan selatan magnet menginduksi arus di arah yang berlawanan. Dengan menambah sebuah komutator, Pixii dapat mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah. 


Dan pada post ini akan sedikit membahas tentang Sumber Energi Terbarukan.

1. Solar Energy

Matahari adalah sumber kita yang paling kuat energi. Sinar matahari, atau energi surya, dapat digunakan untuk pemanasan rumah, pencahayaan dan pendinginan dan bangunan lainnya, pembangkit listrik, pemanas air, dan berbagai proses industri. Sebagian besar bentuk energi terbarukan berasal baik secara langsung atau tidak langsung dari matahari. Sebagai contoh, panas dari matahari menyebabkan angin bertiup, memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pohon dan tanaman lain yang digunakan untuk energi biomassa, dan memainkan peran penting dalam siklus penguapan dan curah hujan yang menjadi sumber energi air.


2. Energi Angin

Angin adalah gerakan udara yang terjadi ketika naik udara hangat dan udara dingin di bergegas untuk menggantinya. Energi angin telah digunakan selama berabad-abad untuk  kapal layar dan kincir angin untuk menggiling gandum. Hari ini, energi angin ditangkap oleh turbin angin dan digunakan untuk menghasilkan listrik.


3. Hydropower

Air yang mengalir ke hilir merupakan kekuatan. Air adalah sumber daya terbarukan, terus diisi oleh siklus global penguapan dan curah hujan. Panas matahari menyebabkan air di danau dan lautan menguap dan membentuk awan. Air kemudian jatuh kembali ke bumi sebagai hujan atau salju, dan mengalir ke sungai dan sungai yang mengalir kembali ke laut. Air yang mengalir dapat digunakan untuk memutar turbin yang mendorong proses mekanis untuk memutar generator. Energi  air mengalir dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.


4. Energi Biomassa

Biomassa telah menjadi sumber energi penting sejak orang pertama mulai membakar kayu untuk memasak makanan dan menghangatkan diri melawan dinginnya musim dingin. Kayu masih merupakan sumber yang paling umum dari energi biomassa, tetapi sumber-sumber lain dari energi biomassa meliputi tanaman pangan, rumput dan tanaman lain, limbah pertanian dan kehutanan dan residu, komponen organik dari limbah kota dan industri, bahkan gas metana dari tempat pembuangan sampah dipanen masyarakat. Biomassa dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dan sebagai bahan
bakar untuk transportasi, atau untuk memproduksi produk yang tidak akan membutuhkan penggunaan bahan bakar fosil.


5. Hidrogen

Hidrogen memiliki potensi yang luar biasa sebagai sumber bahan bakar dan energi, tetapi teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan potensi ini masih dalam tahap awal. Hidrogen adalah elemen paling umum di Bumi.  Air adalah dua-pertiganya hidrogen, tapi hidrogen di alam selalu ditemukan dalam kombinasi dengan unsur lainnya. Setelah dipisahkan dari unsur-unsur lain, hidrogen dapat digunakan untuk menggerakkkan kendaraan, menggantikan gas alam untuk pemanasan dan memasak, dan untuk menghasilkan listrik.


6. Energi Panas Bumi

Panas di dalam bumi menghasilkan uap dan air panas yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik dan menghasilkan listrik, atau untuk aplikasi lain seperti pemanasan rumah dan pembangkit listrik untuk industri. Energi panas bumi dapat ditarik dari waduk bawah tanah dengan pengeboran, atau dari reservoir panas bumi yang terletak lebih dekat ke permukaan.


7. Energi Samudera

Lautan menyediakan beberapa bentuk energi terbarukan, dan masing-masing didorong oleh kekuatan yang berbeda. Energi dari gelombang laut dan pasang surut dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik, dan energi termal laut-dari panas yang tersimpan dalam air laut-dapat juga diubah menjadi listrik.
Meskipun pada masa sekarang, energi laut memerlukan teknologi yang mahal dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya, tapi laut tetap penting sebagai sumber energi potensial untuk masa depan. 


Mungkin cukup sekian wawasan yang dapat saya bagikan kepada anda, semoga dapat menjadi referensi yang berguna.


Sabtu, 12 Desember 2015

Konversi Energi Cahaya Matahari Sebagai Pembangkit Listrik

Pembangkit Listrik
Dunia telah membangun berbagai pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pembangkitan listrik dilakukan dengan panel surya penerima panas (solar thermal) dan panel fotovoltaik. Ada berbagai teknologi yang digunakan untuk membangkitkan listik menggunakan panel surya penerima panas, diantaranya, pembangkit menara (power tower) berbasis turbin uap, pembangkit menara berbasis turbin udara (solar updraft), pembangkit parabola, dan pembangkit lensa cekung.

Salah satu keunggulan PLTS dengan panel thermal adalah daya yang dihasilkan bisa sangat besar, mencapai ratusan MW. Salah satu power tower di Amerika bisa berkapasitas 700 MW. PLTS berbasis panel thermal juga dibangun dilahan yang tidak produktif atau yang sulit ditanami tanaman pangan dan industri karena lahannya yang ekstrim. Lahan yang cocok adalah sahara atau padang pasir yang banyak terdapat di Amerika, Australia, Afrika, dan Timur Tengah. Salah satu kendala ada pada teknologi berbasis turbin uap karena membutuhkan air yang cukup banyak untuk menghasilkan uap, padahal lokasi pembangunannya di tempat ekstrim yang mana air merupakan barang yang sangat berharga. Namun, kendala ini sekarang bisa diatasi dengan teknologi turbin berbasis gas dan aliran udara keatas (solar updraft).

A Menara Pembangkit (power tower) Berbasis Turbin Uap


Sumber : http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article-2045926/Solar-plant-generate-energy-night--glowing-lightbulb-tower-thats-hot-melt-salt.html


Pembangkit ini bekerja dengan cara memusatkan panas matahari menggunakan ratusan cermin datar otomatis yang bisa mengikuti pergerakan matahari yang disebut heliostats. Panas matahari dipantulkan heliostats ke alat penerima panas di puncak menara. Suhu yang terkonsentrasi di penerima panas mencapai 1,350 derajat celsius atau 2.500 fahrenheit. Berikutnya, panas ini kemudian dialirkan menggunakan media, diantaranya air, gas, atau garam cair untuk menghasilkan uap yang akan menggerakkan turbin dan menghasilkan listrik. Turbin uap yang digunakan adalah turbin konvensional yang juga digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara.

Dari berbagai media, garam cair adalah yang terbaik dibandingkan media lainnya. Ada beberapa garam cair yang digunakan, diantaranya campuran sodium nitrate, potassium nitrate and calcium nitrate, lithium nitrate, dll. Garam cair juga dapat menyimpan panas dalam jangka waktu yang lama (bisa 1 minggu) menggunakan teknologi sistem penyimpanan garam cair (molten salt storage system). Dengan teknologi ini, power tower bisa menghasilkan listrik selama 24 jam, meski cuaca mendung dan malam hari. Tingkat efisiensi sistem ini mencapai 93-97%, sangat ekonomis dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar lainnya. Turbin listrik berkapasitas 100 MW membutuhkan tanki penyimpan panas setinggi 9,1 meter dan berdiameter 24 meter.




Sumber : solarenergyengineering.asmedigitalcollection.asme.org



Proses pembangkitan listrik dimulai dari pemanasan garam cair di alat penerima panas di puncak menara. Garam meleleh pada suhu 131 derajat selsius, dan tetap dalam kondisi cair pada suhu 290 derajat celsius didalam tanki penyimpan garam cair dingin. Garam cair di tangki penyimpan dingin dialirkan ke penerima panas sehingga suhunya naik menjadi 565 derajat celsius. Lalu, garam cair dikirim ke tanki penyimpanan panas (prinsip kerjanya seperti termos) yang tertutup rapat dan dilengkapi lapisan penahan panas. Dari tangki ini, garam cair panas dialirkan ke generator uap untuk menghasilkan uap. Uap ini lalu digunakan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Setelah dipakai menghasilkan uap, suhu garam cair turun menjadi sekitar 290 derajat celsius dan dialirkan ke tanki penyimpan dingin. Kemudian proses pemanasan dimulai lagi. Begitu seterusnya.


B Menara Pembangkit (power tower) Berbasis Turbin Udara (Solar Updarft)




Sumber : http://www.treehugger.com/renewable-energy/think-big-arizona-solar-tower-2x-taller-than-the-empire-state-building-will-produce-200-megawatts.html



Power Tower berbasis turbin udara menggunakan turbin kaplan atau turbin yang biasa digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Karena menggunakan turbin berbasis udara, power tower jenis ini tidak membutuhkan air dan ini merupakan salah satu keunggulannya karena air merupakan SDA yang sulit didapat di lahan ekstrim.




Sumber : http://www.treehugger.com/renewable-energy/think-big-arizona-solar-tower-2x-taller-than-the-empire-state-building-will-produce-200-megawatts.html

Ada tiga bagian penting dari menara pembangkit ini, yaitu menara, kanopi, dan turbin. Menara, menara ini merupakan teknologi mesin thermal berbasis matahari. Menara berbentuk cerobong ini dapat mengubah panas menjadi energi mekanik. Proses naiknya udara panas ke puncak cerobong terjadi hal yang menjadi dasar pembangkitan listrik. Semakin tinggi menara cerobong akan semakin kuat aliran udara panasnya. Kanopi, berfungsi menangkap panas matahari dan mengalirkannya ke tempat penyimpanan panas yang dibangun dibawahnya. Penyimpanan panas menggunakan sistem penyimpanan panas bawah tanah. Jadi, kanopi harus terbuat dari alat penerima panas yang memiliki efisiensi tinggi. Turbin, berfungsi mengubah aliran udara panas menjadi listrik. Saat ini, perusahaan asal Australia EnviroMission mengumumkan akan membangun pembangkit jenis ini di California dengan kapasitas 200 MW.


C. Pembangkit Parabola



                                          
                                                  Sumber : wikipedia




emiliki kapasitas lebih kecil, sekitar 3-25 kilowat per satu parabola. Ada tiga bagian dari pembangkit ini, yaitu cermin parabola, penerima panas yang diletakkan puncak parabola, dan mesin stirling yang akan menghasilkan listrik. Cermin parabola akan memusatkan panas matahari ke penerima panas. Panas di penerima panas kemudian dialirkan dengan media ke mesin stirling. Untuk pembangkit parabola, media yang digunakan adalah hydrogen atau helium. Gas panas akan diubah menjadi listrik menggunakan mesin stirling. Mesin ini menggunakan gas panas untuk menggerakkan piston dan menciptakan tenaga mekanik.







Sumber : energy.gov




D. Sumber Panas Bagi Industri



Gambar : Tungku Matahari di Prancis
Sumber : wikipedia



Panas matahari juga dimanfaatkan oleh industri sebagai sumber panas. Tungku matahari yang dibangun di Odeillo, Prancis, adalah salah satu contohnya. Tungku ini berhasil menangkap panas matahari dengan suhu 3.500 derajat celsius. Sistem kerjanya mirip pembangkit menara, bedanya pada tungku ini konsentrasi dari cermin kaca datar (heliostats) diarahkan kepada cermin parabola yang berfungsi mengontrasikan panas sehingga panas yang dicapai lebih tinggi. Pada pusat konsentrasi panas ditempatkan penerima panas.

Tingginya pencapaian panas dari tungku matahari ini, membuatnya bisa diaplikasikan untuk kebutuhan berbagai industri. Dibawah ini kebutuhan panas dari Industri :


1.000 derajat celsius = pembangkit menara generasi terbaru

1.400 derajat celsius =  menghasilkan hidrogen dari molekul metana

Hingga 2.500 derajat celsius = test materi untuk pemakaian ekstrim seperti PLTN atau                                                     pesawat ruang angkasa

Hingga 3.500 derajat celsius = memproduksi materi nano


Berdasarkan bahan bacaan diatas, panas matahari telah digunakan oleh dunia untuk berbagai kegiatan. Negara-negara maju telah melakukan uji coba seluruh penggunaan tersebut, sementara Indonesia baru sebagian saja. Kata kuncinya adalah penguasaan teknologi, kemauan pemerintah, dan partisipasi masyarakat. Sudah sepantasnya Indonesia memiliki kemauan yang tinggi untuk menggali dan memanfaatkan panas matahari untuk membangun bangsa.



Sumber :

wikipedia
wikimedia
energy.gov
http://catatan-teknik.blogspot.com/2014/05/sejarah-teknologi-solar-thermal.html
http://www.unmuseum.org/burning_mirror.htm
http://tepus.org/2014/10/pengertian-chiller-dan-cara-kerja/
http://www.forbes.com/sites/williampentland/2010/11/10/solar-tower/
http://www.treehugger.com/renewable-energy/think-big-arizona-solar-tower-2x-taller-than-the-empire-state-building-will-produce-200-megawatts.html
http://www.environmentalleader.com/2011/01/05/hitachi-has-big-plans-for-solar-powered-air-conditioning-system/?graph=full&id=1
http://phys.org/news/2013-08-team-technique-hydrogen-fuel.html
http://www.renewableenergyworld.com/rea/blog/post/2011/08/solar-furnaces-a-powerful-use-of-solar-power

Rabu, 09 Desember 2015

Mikrokontroler dengan LCD


ANTARMUKA MIKROKONTROLER DENGAN SEVEN SEGMEN

 TUJUAN
  • Mengetahui dan memahami cara mengantarmukakan mikrokontroler dengan rangkaian seven segment.
  • Mengetahui dan memahami bagaimana memrogram mikrokontroler untuk menampilkan karakter ke seven segment.

SEVEN SEGMEN
Penampil seven segment adalah sebuah piranti penampil untuk menampilkan angka desimal. Penampil seven segment banyak digunakan dalam jam digital, meter elektronik, dan piranti elektronik yang lain. Gambar 3.1 memperlihatkan bentuk fisik dan layout dasar penampil seven segment. Penampil seven segment terdiri atas 8 LED yang disusun seperti dalam Gambar 3.1(b). Setiap LED diidentifikasi sebagai huruf a, b, c, d, e, f, g, yang dimulai dari huruf a di sebelah atas. Di sebelah kanan terdapat satu LED tambahan yang digunakan sebagai koma (dp)

              

(a) Penampil seven segment

          
(b) Layout LED

Gambar 3.1 Seven segment


Untuk menampilkan sebuah karakter, minimal 2 LED harus dinyalakan. Tabel 3.1 memperlihatkan kode heksadesimal untuk menampilkan angka 0 sampai 9.
Dalam modul I/O yang dipakai dalam praktikum, seven segment yang digunakan ada 2 buah, semuanya bertipe common anoda.  Kedua seven segment tersebut dimultipleks sehingga data diperoleh dari satu kaki (D0-D7), sedangkan untuk menyalakannya digunakan kaki kontrol yang berbeda (DO1 dan DO2). Rangkaian lengkap seven segment dapat dilihat dalam Gambar 3.2.


Tabel 3.1 Kode heksadesimal untuk angka 0-9
Digit
gfedcba
g
f
e
d
c
b
a
0
0x3F
off
on
on
on
on
on
on
1
0x06
off
off
off
off
on
on
off
2
0x5B
on
off
on
on
off
on
on
3
0x4F
on
off
off
on
on
on
on
4
0x66
on
on
off
off
on
on
off
5
0x6D
on
on
off
on
on
off
on
6
0x7D
on
on
on
on
on
off
on
7
0x07
off
off
off
off
on
on
on
8
0x7F
on
on
on
on
on
on
on
9
0x6F
on
on
off
on
on
on
on



Gambar 3.2 Rangkaian penampil seven segment

Dalam Gambar 3.2, kaki a, b, c, d, e, f, g, dp dihubungkan ke soket jumper DATA 7S, sedangkan kaki kontrol (DO1 dan DO2 dihubungkan dengan soket jumper I/P S KEY.

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
  • 1 set PC/Laptop yang sudah berisi program Code Vision dan Khazama
  • 1 buah catu daya DC +5V
  • 1 buah multimeter
  • 1 buah ISP Downloader AVR
  • 1 buah sistem minimum AVR
  • 1 buah I/O
  • 1 buah kabel printer USB
  • 2 buah kabel pita hitam

PROSEDUR
1.      Hubungkan soket jumper PORTB pada minimum system dengan soket jumper DATA7S pada I/O dan soket jumper PORTC pada minimum system dengan soket jumper I/P S KEY pada I/O.
2.      Buka program Code Vision AVR
3.      Buatlah project baru dengan inisialisasi PORTB sebagai output (DDRB = FFH) dan output value = 0 (PORTB=00H), dan  PORTC.0-PORTC.3 sebagai input, PORTC.4-PORTC.7 sebagai output (DDRC = F0H) dan (PORTC=F0H) sehingga pada program bagian inisialisasi PORTB dan PORTC terlihat sebagai berikut:
PORTB=0x00;
DDRB=0xff; //portb sebagai output, 0b11111111
//untuk data 7s
PORTC=0xf0;
DDRC=0xf0; //portc sebagai input dan output, 0b11110000 
//untuk kontrol DO1, DO2
4.      Tuliskan dalam program utama sebagai berikut:
PROGRAM SEGMEN1
//Menampilkan angka 8 pada seven segmen sebelah kanan.
while (1)
      {
      PORTC.7=1;           //nonaktifkan seven segment kiri
      PORTC.6=0;           //aktifkan seven segmen kanan
      PORTB=0x7f;         //tampilkan data angka 8
      delay_ms(10);
      }
5.      Amati nyala seven segment.
6.      Ulangi langkah 3-5 untuk program berikut:
PROGRAM SEGMEN2
//Menampilkan angka 4 pada seven segmen sebelah kiri.
while (1)
      {
      PORTC.7=0;           //aktifkan seven segment kiri
      PORTC.6=1;           //nonaktifkan seven segmen kanan
      PORTB=0x66;         //tampilkan data angka 4
      delay_ms(10);
      }
7.      Gabungkan kedua program di atas dan lihat nyala seven segmen.
8.      Ubah nilai delay untuk masing-masing seven segment menjadi 100 ms dan amati tampilan seven segmen.
9.      Ulangi langkah 3-5 untuk program berikut:
PROGRAM SEGMEN3
//Membuat counter 0-9 di segmen sebelah kanan
// Declare your global variables here
unsigned char bil[10]={0x3f,0x06,0x5b,0x4f,0x66,0x6d,0x7d,0x07,0x7f,0x6f};
// Declare your local variables here
int kanan;
while (1)
     {
     // Place your code here
     kanan=0;
     for (kanan=0;kanan<10;kanan++)
        {  
         PORTC.7=1;
         PORTC.6=0;  
         PORTB=bil[kanan];
         delay_ms(1000);
        }
}

10.  Ubah nilai delay untuk program SEGMEN3 menjadi 100 ms dan amati tampilan seven segmen.
11.  Buat program SEGMEN4 untuk menampilkan 00-99 di kedua seven segmen sehingga kedua angka tampil bersamaan.
12.  Buat program SEGMEN5 untuk menampilkan 00 hingga dua digit terakhir NIM anda (counter up) lalu menghitung mundur dari dua digit NIM terakhir anda ke 00 (counter down). (kedua seven segment menyala bersamaan).